AKu dan Hidupku

|



Hidup..gak lebih dari sebuah novel yg tidak memiliki akhir selain kata KEMATIAN. Lalu DIA dengan kuasa_NYA mencari pelaku dari karakter yg terdapat dalam novel itu.

Dia sisipkan lembaran senyum, tetap juga di goreskan_NYA tinta kesedihan. Diwarnai dengan masa kenikmatan duniawi, tak sedikit pula sengsara yg amat sangat dalam. Lalu, apa kah saya percaya dengan takdir?? TIDAK

Loh.. tp bukannya td saya katakan kalo Hidup adalah sebuah Novel, dmna smuanya sudah memiliki jalan yg semestinya. Semuanya tetap terdapat kata RAHASIA, layaknya seorang penulis yang memberikan resensi cerita kepada para penggemarnya akan tetapi tetap mengandung unsur penasaran agar pembaca tetap membeli karyanya. Begitu juga dengan DIA, tetap diberikan kepada seseorang itu untuk menikmati dan menjalani hidupnya dengan berusaha dan berdoa berharap memiliki ending yg sempurna.

Aku cerita bukan DIA sebagai Penulis atopun Novelis. Tp tentang bagaimana aku dengan kehidupanku dan apa sebenarnya kehidupan itu buatku. Sering kali aku berpikir "Apakah aku ini?? Siapakah aku ini?? Bagaimana kehidupanku kelak?? Dalam bersahabat aku bukan sahabat yg terbaik, dalam hubungan relationshipa ku kalah, dalam prestasi aku tak cukup mampu menjadi seorang pesaing.. Aku tidak lebih dari seorang pecundang yg mencoba terus bangkit dari segala keterpurukan dengan bermodalkan DIA sebagai tombak hidupku dan tekad untuk berusaha dan slalu berkata “Aku Pasti Bisa”.

Hingga waktu membawaku kedalam sebuah pergelutan. Ya..pergelutan, aku harus menentukan bagaimana aku kelak, menjadi apa aku kelak, untuk apa dan siapa hidupku kelak. Apakah aku harus mengikuti jaman perang?? dimana seorang kesatria berkuda datang dari 1 kota ke kota lain untuk memberikan kedamaian. Tidak...ini jaman modern, gak ada lagi kuda yg menopang kakiku. Dan sudah ada pula polisi yg selalu menjaga keamanan. Lalu..jd apa kah aku?? tapek degh..gitu aja koq repot kata kakek Gusdur. iyalah..inikan hidup, jalan hidup mennn_ bukan segampang membuat tape dari singkong busuk (maav emosi).

Semua pemikiran itu bertengkar hebat dalam penatku tanpa ada yg rela jadi wasit. Hingga sampailah aku di bawa hembusan angin malam ke dalam pelukan tidur.

Esoknya, aku lewati hari2ku seperti biasa. Pertarungan td malam tak kuingat lagi siapa yang menang dan kalah, yg kutahu hanya korban jiwa yaitu pikiran dan batinku sendiri. Menjadi operator WarNet mengisi waktu luang dengan harap tetap kuat untuk jalan mondar - mandir kesana kemari dan tetap sabar meladeni para pelanggan yg terkadang cerewetnya itu ampunnnnn DJ, hingga sore datang menjemputku untuk kuliah.

Fiuhhh..it's time to college (sok keinggrisan ya... maav). seperti biasa tetap juga selalu berharap nanti nya bisa mengerti mata kuliah tanpa diganggu kantuk yg membawa sengsara. Dari begitu bnyak mahasiswa, aku merasa kecil bisa duduk ditengah2 mereka. Tp cuek aja, toh aku belajar bukan mencuri. Kulihat 1:1 dr temanku itu, tawa tetap menyelinap di bibir mereka, kening gak ada tanda - tanda mengkerut. Kelihatannya mereka sangat menikmatinya. Aku coba nimbrung dan gabung dengan mereka, ternyata ceritaku dengan ceritanya berbeda. berusaha aku mnyesuaikan, berusaha juga mereka mencari topik yg lain. Yaa.. sepertinya mereka memang tidak ingin diganggu dengan suara jelek ku.

Turun tangga cari kios terdekat, ini bibir gk sabar lagi ingin mengeluarkan asap. Dengan memasang gaya yang agak hebat kuhidupkan sebatang rokok dan kuhisap lambat. hufff...inilah hidup bagiku, mengejar harap dan cita - cita dengan tetap berpegang teguh kepada DIA dan tetap selalu berusaha. Lalu mengakhiri hari dengan ditemani sebatang rokok yg kelak membawaku mati...



agh..huff

0 comments:

Posting Komentar