Goresan Pena

|



" Sepi yang Nelangsa "

tercampakkan diantara himpitan karang tajam
perlahan menerkam seonggok hati yang geram,
setumpuk kertas tebal lari menyerah,
menjauh karna tak mampu lagi menjadi tempat luapan amarah...

Mata pena nya mulai menetes hingga batas akhir,
kini pemuda termenung dalam buaian waktu,
mengikis cinta yang kian parau,
menambah manjanya untuk membuka kancing penyesalan...

menabur hasrat untuk selimuti sudut hati,
pemuda menatap curiga setiap malaikat yang datang menyapa,
smua pelipur lara tiada lagi berguna,
muka lusuh tak akan mampu untuki berubah,
meski setiap bait yg dia ukir bisa dibaca...

bak aktor kawakan dia ingin bersandiwara,
dngan hati yang tersisa menjadi panggungnya,
itu hanyalah sia - sia wahai pemuda,
berlari jauhpun kau menghindari ombak,
percikannya tetap saja membuatmu basah...

berguling - guling diatas indahnya nelangsa,
bak menari menerkam jahatnya masa lalu,
tetap kau jatuh dalam pelukan sinis mereka,
emosi mu tak kan berujung hingga terbuka gerbang tepi senja...

Kubur jauh dia bersama sepi tak bernada,
jauhkan gigitan pena mu dari kertas yang buram,
cukup lah kau dipaksa larut di birahi masa lalu,
usap tiap tetes airmata yang sudah kau taburkan,
berdiri dan tataplah bibir masa depan...



" Tangisku "

ku sambut fajar dengan muka sembab
mata masih memerah dan bengkak
bodoh...
cengeng...
pecundang...
mlm ku sapa dengan ocehan itu
hingga mentari datang tersenyum menyapaku,
masih tersisa pula kata yg aku triakan smalam

haruku tiada berarti saat berubah parau isak tangisku
tergaris lurus kisahku yang sudah lalu dan berakhir dengan jemu
rasa sesal mungkin tlah tinggaL di hati ini
membius di setiap kata dan tak mampu lagi untuk berbuat

itu sudah lalu dan lewat jauh
tp namamu tetap tersimpan erat di sudut hatiku
biarkan dia tetap tinngal disitu
karna hanya itu yg tersisa dr baris kisahku...



" Kanvas Hati "

awal kita jalani hubungan
aku mulai goreskan cat di kanvas putihku
tawa, tangis, amarah, kemesraan
kian menjadi warna yg melengkapi lukisanq

q bukan pelukis anyar yang bs membuat lukisan indah
dan q tahu tidaklah mudah untuk melukis di hatimu

dengan komitmen bs berlabuh bersamamu
dengan harapan dan doa untuk slalu menjagamu
dan dengan semangat itu pula aku bs brtahan
untuk tetap meneruskan lukisan itu

Meski kadang kala aku sejenak berhenti
menenangkan diri dari ego dan menjauhkan hati dr marah
tapi tetap saja selalu ada kuas q yang patah

hingga satu ketika kamu menyerah
dan aku mulai lelah
penat teruskan lukisan itu

air mata berjalan pelan di pipimu
ingin ku usap tapi aku tak pantas
karna km bukan kanvas buat tinta sayangku
karna kamu sudah memilih dia
seseorang untuk melanjutkan lukisanq

kini tinta itu kian mengering
ingin buat lukisan baru
tp dia tetap memilih hatimu sebagai kanvasnya
yang entah sampai kapan dia slalu menunggu....



" Aku "

SaaT cinta tak bs lagi untuk menjaga,
ketika sayang hanya bs untuk di koleksi saja.
senyum sinis yg aku berikan.
aku tahu wanita itu mulia,
pantasnya hanya untuK disanjung, dimanja, disayang.
tp..saaT dia muLai asik dengan dunianya, tnpa perduli gmna hubungannya.
apa yg begitu masih pantas di perlakukan selayaknya wanita????
mencoba terus tetap bersabar.
tidak..tidak, bkan karna aku bodoh.
aku hanya ingin smuanya berjalan baik.
Posesif katamu??? Over protected jawabmu???
huff.. pintar sangat kau berkelit. kau sLalu benar, kau gak pernah salah..
dan aku tetap saja kalah.
skrang aku hanya ingin bangun dr slimut masa lalu,
aku hanya inGin brtemu wanita yg aku sayang.
cukup lah aku mengenangnya, cukuplah hati ini sakit dibuatnya.
wlau hati ini tetap sLaLu memujamu, menyanjungmu sbgai yg trbaik.
Persetan dengaN mu, persetan dengan masa lalu.
Pergi kau impian yg hilang, jgn ikut lagi kau impian yg tk pernah terwujud.
sudah cukup air mata itu, sudah cukup aku simpan harapan itu.

wanita...
aku hanya ingin mnikmati cinta yg mreka bilang ndah,
aku hanya ingin mrasakan sayang yang mreka bilang menakjubkan.

apa aku gak bs mendapatkannya???
apa aku gak pantas ntuk merasakannya???

wanita..
jgn begitu enaknya kau bilang pria itu egois,
jgn begtu mudahnya kau bilang pria itu jahat,
jgn begitu gampangnya kau bilang pria itu biadab.


Maaf..
kalo aku gk bs menjadi yg terbaik waktu itu.

maaf..
kalo aku gak bs menjadi pacar yang smpurna.



" Memuakkan "

Sobat...
Bantu aku menepis bayang - bayang geram,
yang kerap saja menghantui gundah gulanaku,
Saat ini aku lemah bagai tak bertuan,
hatiku yang sakit membawaku terbang ke alam penyesalan..

Berganti tahun kami berbagi kasih,
berganti musim sudah pula kami jalani,
Air mata dan tawa menguap begitu saja,
hilang ditelan waktu yg berjalan pelan..

Kata manis yg kluar dari mulutnya,
menjadi topeng atas kebohongannya,
Sentuhan lembut dr tangannya,
kian mampu menyelimuti perselingkuhannya..

Hingga kebenaran dipertontonkan di depan mataku,
terasa getaran menyebar di setiap relung hati,
Nafas tertahan tak tahu harus berbuat apa,
Kau justru trtawa meninggalkan hatiku yang menangis pilu..

Di sudut kamar dengan badan terduduk lemah,
kepala hanya mampu tertunduk lelah,
mencoba mengingat kmbali stiap kata yg prnah kau ucap,
membuatku malu kpada bayang²ku sndiri..

Usang sudah laguku dengan dawai cintamu,
biarkan aku nikmati tarian dan terhempas di alam kelam,
Sudah Puas kau dengan tingkah yg memuakkan itu,
menjauh kau dari serpihan hati yang mulai ku tata kembali..


Tak pantas pula ku sematkan selamat jalan,
untuk seseorang yang jalang sepertimu..

0 comments:

Posting Komentar