Aku dan Kalkulatorku

|



Masih.. pagi dngan hangatnya menyapu kulitku.
Pertengkaran hebat dalam pikiranku td mlm akhirnya hilang brsama si tuan mimpi. Aku gak tahu spa yang menang, tp yang menjadi korban tetaplah pikiranku sndiri.
Hari ini kucoba memulai hari dengan senyum, stelah mengucapkan syukur buat DIA atas pagi yang masih setia menyapaku.
Di sisi lain aku pernah berpikir “bila saja tidak ada waktu lagi yang tersisa buatku untuk melihat mentari dan menyambut malam, apakah ada penyesalan ?? “ aghh... hanya pemikiran dari orang yang putus asa, dan aku tidak pernah berharap menjadi komunitas dari mereka.”

Kutapaki jalan yg penuh debu dan asap yang keluar dr tiap kendaraan, huff sangat menyebalkan pagi² gini harus menjadi bagian dari cerobong asap. Sayang banget, dah pakai parfum tebal², tetap aja baunya kalah. Tp, senyum masih bisa juga aku pajang di bibirku, mengingat bakal ketemu dia yang aku anggap special. Sampai² orang yang ngeliat aku pada heran. “ Aw.. jalan berdua dengannya, mngkin orang² bakal pada cemburu ngeliat aku jalan ama dia..eheheheh…” cm kt² itu saja yg ada di benakku. Enggak sabaran lagi negh langkah kaki, yar cepat ketemu ama dia.

Dr kejauhan aku ngeliatnya dengan samar², memastikan kalau itu memang benar dia. Dan ternyata aku gak salah, tuch memang cwek yang mau aku ajak jalan. Kembali lagi dengan menebar senyum terbaik yang sudah aku latih di depan kaca selama ampir 1 jam, sampai mau terkilir negh monyong. Agak gugup setelah sampai di depannya, kliatan cakep bnget. Setelah sedikit basa – basi, kami memutuskan untuk berangkat. Karena aku yang ngajak jalan, jadi aku yang tanya ma dia “enaknya kmna yach…??”. Bukan karena aku gak tahu tempat yang nyantai en romantis,
tp tetap bentuk penghargaan buat cwek …eheheh.

Deal, pergi ke satu tempat. Dengan smngat ’45 aku jalan bareng dia, pengen rasanya negh momen diabadikan dalam foto. Sambil gandeng tangannya en megang bambu runcing trus barengan teriak “merdekaa..”, weleh emangnya perang..
Yar gak seberapa jauh dan hanya duduk saja dalam angkot, tetap aja melelahkan. Gimana enggak, bak pangeran melindungi tuan putrinya aku jg melakukan hal yang sama tp tak serupa.
Setiap kali orang mengganggu dengan siul² yg cocoknya jd beo en tegur sapa yang rada lebay, aku tepis dengan perisai anti peluruku. Huff.. resiko jalan dengan cwek cakep, tp tetap menimbulkan kebanggan buat aku..ehehehe

Sesampainya disana, ternyata dia dagh janji juga dengan cwok lain di tempat itu. Biar muka rada kesal tetap jaga image yar gak ilang cool_nya, pikirku pula dlm hati. Kenalan dan memesan makanan ringan, dilanjutkan dengan obrolan smbil menikmati suasana yang mengasikkan.
Tp.. aku lebih bnyak diam, smentara mereka makin seru aja dengan obrolannya. Seakan mereka tak mengganggap aku ada, tp aku tetap coba untuk nimbrung egh yang da malah makin bngung. Gak tahu harus berbuat apa, aku buka tas yang aku pakai. Trnyata ada kalkulator, aku gk tahu sejak kapan itu ada disana. Tp setidaknya sejak mata kuliah Kalkulus, dan itu sudah 3 tahun yang lalu. Terkejut juga, betah bnget didalam. Iseng aku ambil, terus aku permainkan dagh tuch kalkulator. Aku coba hitung brapa ribu kata yang keluar dr mulut si cwok buat si cwek.
Sampai mereka kelar ceritanya, aku tetap diam saja dan sibuk dengan kalkulatorku. Aku merasa orang yang paling bodoh sedunia, 100% kalah total ama tuch cwok.

Hasil hitungan kalkulatorku aku simpan, siap untuk melanjutkan prjalanan selanjutnya. Tp, aku keburu bad mood dan memutuskan untuk pulang. Setelah mengantar tuch cwek ke rumahnya aku lanjutkan kerumah. Sambil menunggu malam lagi datang menyambut, aku habiskan smua waktuku dengan santai dan tidur²an. Aku liat catatanku yg aku simpan td siang, trus aku bandingin kata yang keluar dr cwek dengan cwok td siang. Aku gak nyangka, kalo ternyata cwek yang dibilang orang² lebih bnyak ngomong justru lebih sedikit kalo lagi ngobrol dengan lawan jenisnya. Apa karena tuch cwek yang jaim atau si cwok yang lebay, gak tahu dagh.

Aku liat kembali kalkulatorku, kalau saja itu tak ada dalam tasku mungkin aku bakal jadi kambing congek td siang. Tanpa bs apa², hanya ngeliat mereka ngobrol seharian.
Thank’s ya, dagh menjadi temanku td siang. Dagh menjadi tempat luapan emosiku pula, ujarku dalam hati smbil tersenyum…



“kita mngkin gak pernah menyangka akan pentingnya kehadiran orang² yg disekitar kita namun kita menganggap mereka seolah tidak ada. Bersikap acuh, cuek atau tidak mau tahu akan hadirnya orang itu, justru suatu saat nanti menjadi penghibur di saat kita mengalami puncak dari segala kekesalan dan dari semua masalah.
Atau mungkin kita menganggap remeh dengan dia “alahhh…diakan tak tahu apa²”, justru sebaliknya mngkin suatu saat nanti dia mampu memberikan dorongan semangat baru buat kita. Kita juga tidak akan pernah tahu kalau mungkin suatu saat nanti orang² di sekitar kita justru menjadi kekasih yang tepat, disaat kita lagi bngung mencari pacar..
Mari kita belajar menghargai, kalau semua orang sama pentingnya daLam perjalanan hidup. Setidaknya untuk berhenti memvonis seseorang akan kekurangannya, karena belajar mendekati org lain dr kekurangannya sangat indah. Jangan menganggap remeh hal-hal yang kecil, justru suatu semngat baru lahirnya dari sebuah langkah kecil. Dan tetap selalu berpegang akan Tuhan…
Now..smile my Friends ^_^”


agh..huff

0 comments:

Posting Komentar